Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Pencarian
jati diri seseorang terjadi pada masa remaja. Bahkan banyak orang
mengatakan bahwa remaja adalah tulang punggung sebuah negara. Statement
demikian memanglah benar, remaja merupakan generasi penerus bangsa yang
diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan
kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Di tangan remajalah
tergenggam arah masa depan bangsa ini.
Namun melihat kondisi remaja saat ini, harapan remaja sebagai penerus
bangsa yang menentukan kuaitas negara di masa yang akan datang
sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perilaku nakal
dan menyimpang di kalangan remaja saat ini cenderung mencapai titik
kritis. Telah banyak remaja yang terjerumus ke dalam kehidupan yang
dapat merusak masa depan.
Di antara berbagai macam kenakalan remaja, seks bebas selalu menjadi
bahasan menarik dalam berbagai tulisan selain kasus narkoba dan tawuran
pelajar. Dan sepertinya seks bebas telah menjadi trend tersendiri.
Bahkan seks bebas di luar nikah yang dilakukan oleh remaja (pelajar dan
mahasiswa) bisa dikatakan bukanlah suatu kenakalan lagi, melainkan
sesuatu yang wajar dan telah menjadi kebiasaan.
Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini memang sangatlah memprihatinkan.
Berdasarkan beberapa data, di antaranya dari Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18
tahun di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung)
pernah berhubungan seks. Hasil survei lain juga menyatakan, satu dari
empat remaja Indonesia melakukan hubungan seksual pranikah dan
membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan perawan saat masih duduk di
bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni
pernah melakukan aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari
akibat dari perilaku seks bebas.
Secara garis besar, penyebab maraknya seks bebas sekarang ini antara
lain kurangnya kasih sayang orang tua yang akan menyebabkan
anak/remaja mencari kesenangan di luar dan mereka akan bergaul bebas
dengan siapa saja yang mereka inginkan dan terkadang mereka mencari
teman yang tidak sebaya yang memungkinkan mereka akan terpengaruh dangan
apa yang dilakukan orang dewasa.
Selain itu peran dari perkembangan teknologi yang memberikan efek
positif dan negatif tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu dari
kita merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih
canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi internet yang telah
merobohkan batas dunia dan media televisi yang menyajikan hiburan,
informasi serta berita aktual. Di era kehidupan dengan sistem komunikasi
global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak,
TV, internet, komik, media ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di
masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita,
namun perkembangan iptek yang sangat baik dan penting bagi perkembangan
ilmu pengetehuan dan informasi para remaja, namun saat ini remaja justru
salah mempergunakan kecanggihan teknologi tersebut dan mereka menyelewengkan fungsi teknologi yang sebenarnya. Bahkan tayangan
televisi, media-media berbau porno( bahkan VCD dan DVD porno yang begitu
mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000), semakin mendekatkan para remaja
itu melakukan hubungan seks di luar nikah.
Semua media informasi tersebut menyerbu anak-anak dan dikemas
sedemikian rupa sehingga perbuatan seks itu dianggap lumrah dan
menyenangkan. Mulai dari berciuman, berhubungan seks sebelum nikah,
menjual keperawanan, gonta-ganti pasangan, seks bareng, homo atau lesbi,
semuanya tersedia dalam berbagai media informasi
Dasar-dasar agama yang kurang juga menjadi pendorong terhadap
maraknya kasus seks bebas. Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan
oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan mereka dan
juga oleh pihak sekolah terkadang kurang memperhatikan hal ini, karena
jika remaja tidak mendapat pendidikan agama yang baik mereka akan jauh
dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan sembarangan. Selain itu,
tidak adanya media penyalur bakat dan hobi remaja juga menjadi faktor
maraknya kasus seks bebas.
Lain dari hal di atas, seks bebas juga terjadi karena pola pikir yang
dangkal dan punya konsep diri rendah di kalangan remaja, seperti; tidak
bisa mengatakan ”TIDAK” terhadap seks bebas (merasa takut diputus
hubungan oleh pacarnya/dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta/pacar
sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa
menolak). Bahkan ada yang beranggapan dengan pernah melakukan seks,
dianggap ‘Gaul’. Nah, akhirnya ada beberapa orang malah sudah
menjalaninya sebagai gaya hidup. Sudah biasa saja.
Maka dari itu diperlukan upaya penanggulangan dari segala pihak
dengan langkah upaya meningkatkan akses remaja terhadap informasi yang
benar dengan merangkul berbagai kalangan, termasuk media massa. Karena
seks bebas di kalangan remaja merupakan tanggung jawab kita bersama.
Mereka adalah asset yang harus kita bina mental dan moralitasnya. Budaya
seks bebas dan gaya hidup nyeleweng akibat adanya westernisasi harus
kita kikis bersama.
Salah satu upaya untuk menanggulangi maraknya seks bebas di kalangan
remaja, (khususnya penghuni kos yang biasa jadi tempat ”beraksi” pelajar
dan mahasiswa) selain perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan
intensif dari pemilik kos secara proporsional, juga meningkatkan
kesadaran dari orang tua untuk memilihkan tempat kos bagi anak-anaknya
yang layak dan aman. Selain itu, tentu membekali putra-putri remaja
dengan benteng ajaran agama yang kokoh , karena sekuat-kuatnya mental
seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau
terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari
kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya.
Dan hal yang tak kalah penting adalah pembekalan tentang seks kepada
remaja sedini mungkin, agar para remaja memiliki pengetahuan yang benar
dan akurat mengenai kesehatan, seksualitas dan aspek-aspek
kehidupannya, sehingga tak menjadi salah arah dalam membuat keputusan
dalam hidupnya.
Bertolak dari fenomena yang memprihatinkan tentang seks bebas di
kalangan remaja, saya yakin dan optimis, masih banyak remaja yang
mempunyai sikap dan prinsip yang kuat. Masih banyak generasi-generasi
emas yang dapat melanjutkan eksistensi dan membangun negeri ini. Masih
banyak remaja yang yang tidak tenggelam dalam pusaran budaya seks bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar