Kamis, 12 Desember 2013

Broken Home



 Broken Home

            Keluarga berarti nuclear family yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak, ayah dan ibu secara ideal tidak terpisahkan tetapi bahu-membahu dalam melaksanakan tanggung jawab .menurut Soerjono Soekanto (1992: 1) “Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya”. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan pondasi pertama bagi perkembangan anak untuk selanjutnya .
Tidak luput dari kenyataan yang ada bahwa semakin hari semakin banyak keluarga yang mengalami broken home. Perselingkuhan dan kesibukan orangtua sehingga memburuknya komunikasi diantara suami istri ini menjadi pemicu utama terjadinya broken home. Contohnya adalah keluarga yang saya survei di sekitar lingkungan kontrakan tempat saya tinggal, sebut saja nama keluarga ini keluarga Deri Kusuma. Nama anggota keluarga ini saya samarkan sebagai bentuk privasi cerita keluarga mereka .
Bapak Deri Kusuma memiliki seorang istri yang bernama ibu Karina Puspita. Mereka memiliki 4 orang anak. Anak pertama bernama Ganda, anak kedua bernamaRanda, anak ketiga bernama Tata dan anak terakhir bernama Citra. Bapak Deri berprofesi sebagai anggota DPRD dan ibu Karina mempunyai usaha butik. Diawal pernikahan mereka, kehidupan rumah tangganya harmonis. Namun, ketika usia anak bungsu mereka menginjak 9 tahun, keharmonisan itu mulai retak. Hal itu disebabkan komunikasi yang memburuk antara suami istri yang sibuk dalam pekerjaan. Selain itu adanya pihak ketiga pada kehidupan pribadi sang suami, sehingga kehidupan keluarga ini penuh dengan percecokan serta kekerasan dan berujung dengan perceraian .Setelah suami istri ini bercerai, kasih sayang dan perhatian tidak sepenuhnya lagi didapatkan oleh keempat anak itu. Karena mereka hanya tinggal bersama ibunya saja, ayahnya menikah lagi dengan wanita simpanannya. Ibu  Karina pun menjadi lebih sibuk dari biasanya. Karena beliau yang menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga dia tidak dapat membagi waktu untuk memperhatikan perkembangan dan pergaulan anak – anaknya . Hal ini membuat jiwa anak semakin terpuruk. Di usia mereka yang masih remaja tidak ada yang memperhatikan mereka baik dari sisi spiritual dan mengajarkan tentang norma – norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga keempat anak itu terjerumus kedalam pergaulan bebas. Ganda dan Randa menjadi bandar narkoba , ikut balapan liar dan sering melakukan seks bebas. Karena bagi mereka, tidak ada cinta dan kasih sayang. Begitu juga dengan Citra dan Tata, mereka menjadi wanita perokok , mabuk – mabukan di diskotik. Ganda dan Randa merusak anak gadis orang lain dan adiknya  dirusak oleh banyak pria. Begitulah sedikit gambaran tentang bagaimana situasi keluarga broken home. Orangtua yang membuat masalah, anak yang terlantar .
Ketika orangtua sudah tidak dapat berkomunikasi dengan baik, karena kesibukan masing-masing atau karena egonya, maka mereka memilih untuk bercerai. Namun, di saat orang tua dapat mempertahankan keluarganya secara utuh tanpa ada komunikasi yang hangat antara anggota keluarganya, secara psikologis merekapun bercerai.

 Akibat Broken Home
Dampak yang terjadi akibat broken home pada keluarga tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Tidak ada keharmonisan dalam lingkungan keluarga
Tidak ada rasa kebersamaan dalam keluarga, baik antara orangtua dengan anak dan anak dengan anak menyebabkan tidak adanya keharmonisan. Mereka cenderung sibuk dengan aktivitasnya masing – masing.
2.      Timbulnya rasa benci terhadap orangtua
Adanya perceraian membuat anak harus kehilangan hidup yang tenteram dan hangat pada orang tuanya. Sehingga membuat bekas luka dalam hati anak,mengapa orangtua memberikan hidup yang seperti ini kepada mereka
3.      Anak mudah terpengaruh dengan hal negatif di lingkungannya
Ketidakpedulian orangtua terhadap anak dalam hal ajaran agama, nilai     kehidupan dan norma yang berlaku dalam masyarakat menyebabkan mereka lepas kendali. Anak menjadi kasar serta memiliki kebiasaan merusak, seperti merokok, minum-minuman keras serta narkoba.
4.      Terjerumus kedalam penyimpangan seksual
Anak merasakan trauma terhadap cinta. Mereka memandang hidup ini sia-sia dan mengecewakan. Hal ini membentuk anak menjadi orang yang krisis kasih dan terjerumus ke free seks.



5.      Anak cenderung berperilaku kasar, gampang marah
Seringnya melihat percecokan antara orangtua membentuk perilaku kasar dalam diri anak. Karena anak cenderung meniru dan melakukan apa yang mereka lihat.

Penyebab Broken Home
Setelah saya melakukan wawancara, saya dapat menyimpulkan bahwa penyebab broken home sebagai berikut:
1.      Perselingkuhan
Kesibukan dalam bekerja dapat menyita waktu untuk keluarga. Sehingga memicu terjadinya perselingkuhan. Hal ini yang terus menjadi bumerang dalam rumah tangga, sehingga kerap terjadi pertengkaran.
2.      Memburuknya komunikasi
Kurang komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Yang sering terjadi adalah kedua orang tua pulang hampir malam karena jalanan macet, badan capek, sampai di rumah mata sudah mengantuk dan tertidur. Tidak ada waktu untuk bercerita dan berbagi dalam keluarga.
3.      Orangtua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab
Tidak bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang.  Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah harga diri, dan waktu adalah uang.
4.      Jauh dari Tuhan
Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya. Mereka bisa menjadi orang yang berbuat buruk dan dapat melawan orang tua dan terjerumus kedalam pergaulan bebas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar