1.PENGERTIAN
ETNOGRAFI
Etnografi berasal dari
budaya anthropology. Ethnos berarti orang atau bangsa, sedangkan graphy
mengacu pada menggambarkan. beberapa
pendapat ahli antropologi
mengenai pengertian etnografi sebagai
berikut :
a.
Menurut
pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi
(1999) , etnografi adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu
kebudayaan
b.
Menurut
pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999) , etnografi adalah kegiatan antropologi
di lapangan .
c.
Menurut
pendapat Koentjaraningrat (1985) , isi karangan etnografi adalah suatu
deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa
d.
Charles
winnick (1915:193) mendefinisikan etnogarafi , etnogarafi sebagai the study of
individual cultures, it is primarily adescriptvie and non interpretative study.
e.
Adam
E. Hoebal (1966:8) etnografi adalah to erite about peoples as we use the term
if refers to descriptive study of human society,, menulis tentang masyarakat.
f.
Roger
M.Keesing (1989:250) mendefinisikan etnogarafi sebagai pembuatan dokumentasi
dan analaisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan.
g.
Menurut
Haris seperti yang dikutip oleh Cresswell, etnografi adalah suatu desain
kualitatif dimana seorang peneliti menggambarkan dan menginterpretasikan pola
nilai, perilaku, kepercayaan dan bahasa yang dipelajari dan dianut oleh suatu
kelompok budaya .
Jadi , Etnografi adalah
kajian tentang kehidupan dan pelukisan serta analisis yang sistematis suatu kebudayaan kelompok,
masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang
sama.
Etnografi secara modern
diperkenalkan oleh Franz Boas dan Bronislaw Malianowski, sebelumnya etnografi
digunakan untuk memberikan kesaksian dari penjelajah, misionaris, dan pencarian
data pejabat kolonial.
2. METODE ETNOGRAFI – ANTROPOLOGI
Jenis
karangan penting yang mengandung bahan pokok dari pengolahan dan analisis antropologi adalah karangan etnografi . Dalam
sejarah panjang etnografi secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan
tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil
penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun.
Burhan
Bungin ( 2008:220) mengatakan etnografi merupakan embrio dari antropologi.
Artinya etnografi lahir dari antropologi di mana jika kita berbicara etnografi
maka kita tidak lepas dari antropologi. Etnografi merupakan metode penelitian
lapangan asli dari antropologi , sehingga paling
lazim digunakan di dalam berbagai penelitian antropologi.
Berdasarkan
beberapa referensi secara singkat dapat dirumuskan, bahwa metode etnografi
adalah strategi pendeskripsian pola-pola berkomunitas suatu suku bangsa di
wilayah tertentu. Terutama dalam konteks suku bangsa di Indonesia yang memiliki
perbedaan ‘eksotis’ antara satu dengan yang lainnya.
Metode ini
lahir hampir bersamaan dengan lahirnya ilmu antropologi yang sekaligus menjadi
embrio dikenalnya ilmu ini. Ilmu yang lebih banyak mengandalkan pengamatan dan
analisis terhadap perkembangan kebudayaan manusia berkomunitas, dari waktu ke
waktu yang sarat dengan berbagai perubahan, sebagai sebuah keniscayaan.
Meskipun
dalam perkembangannya kini, metode atnografi juga banyak digunakan oleh
disiplin ilmu lain, seperti sejarah, sosiologi, psikologi, dan sederet ilmu pengetahuan
sosial lainnya, bahkan merambah hingga ke metode penelitian kesehatan
masayarakat, seperti kedokteran, penyuluh kesehatan masyarakat dan lain-lain.
Sehingga
secara singkat dapat dipahami, bahwa metode etnografi dalam konteks
antropologi, adalah penelitian yang menganalisis bagaimana manusia membangun
komunitas dan pola kebudayaannya masing-masing, dalam bentuk dan performa yang
berbeda-beda, tentunya . Para ahli antropologi masa kini jarang dapat meneliti
suatu suku bangsa yang kecil . karena mereka memerlukan suatu mrtode untuk
menentukan secara konkret batas – batas dari bagian suku bangsa yang konkret
menjadi pokok deskripsi etnografi mereka .
Itulah
sebabnya sehingga peneliti dalam konteks etnografi, lebih banyak mengandalkan
observasi di awal penelitiannya dan partisipasi (kedekatan) dengan subjek
penelitiannya selama research (penelitian) berlangsung. Sebab untuk
menganalisis berbagai aktivitas, pemahaman, penafsiran dan pemaknaan masyarakat
terhadap sesuatu, atau terhadap subjek penelitian, peneliti harus lebih intens
berkomunikasi dengan masayarakat, terutama tokoh-tokohnya, atau para penentu
kebijakan di masyarakat tersebut.
Kedalaman
komunikasi itu akan sampai ke tingkat dialektika, baik yang bersifat lahiriah
maupun batiniah (dalam penelitian yang lebih serius dan dalam jangka waktu yang
lama). Dengan metode seperti ini, keterlibatan peneliti atau penulis dengan
subyek yang diteliti, dalam pola kedekatan, termasuk lewat wawancara mendalam (indept
interview), akan lebih mempermudah peneliti mendapatkan data-data yang
dibutuhkan. Sebab metode indept interview, bertujuan untuk menemukan dan
mengetahui kebudayaan informan yang diteliti (Spradley, 1997:114)
Seorang
sarjana antropologi wajib menghasilkan sebuah etnografi jika belum maka seseorang
tersebut belum dikatakan seorang sarjana antropologi. Namun jika sudah maka
seseorang tersebut berhak untuk dikatakan seorang sarjana antropologi namun
belum bisa dikatakan sebagai ahli antropologi sesungguhnya ( ahli etnologi ).
Seseorang dikatakan ahli etnologi apabila seseorang tersebut melakukan
pekerjaan yang lebih tinggi yaitu comparative study dalam basic diakronis
maupun sinkronis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar