Kamis, 12 Desember 2013

Etnografi - Antropologi



1.PENGERTIAN ETNOGRAFI
Etnografi berasal dari budaya anthropology. Ethnos  berarti orang atau bangsa, sedangkan graphy mengacu pada menggambarkan. beberapa pendapat ahli antropologi
mengenai pengertian etnografi sebagai berikut :
a.    Menurut pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi  (1999) , etnografi adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan
b.    Menurut pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999) , etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan .
c.    Menurut pendapat Koentjaraningrat (1985) , isi karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa
d.    Charles winnick (1915:193) mendefinisikan etnogarafi , etnogarafi sebagai the study of individual cultures, it is primarily adescriptvie and non interpretative study.
e.    Adam E. Hoebal (1966:8) etnografi adalah to erite about peoples as we use the term if refers to descriptive study of human society,, menulis tentang masyarakat.
f.     Roger M.Keesing (1989:250) mendefinisikan etnogarafi sebagai pembuatan dokumentasi dan analaisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan.
g.    Menurut Haris seperti yang dikutip oleh Cresswell, etnografi adalah suatu desain kualitatif dimana seorang peneliti menggambarkan dan menginterpretasikan pola nilai, perilaku, kepercayaan dan bahasa yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya .

Jadi , Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan pelukisan serta analisis  yang sistematis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.
Etnografi secara modern diperkenalkan oleh Franz Boas dan Bronislaw Malianowski, sebelumnya etnografi digunakan untuk memberikan kesaksian dari penjelajah, misionaris, dan pencarian data pejabat kolonial.

2. METODE ETNOGRAFI – ANTROPOLOGI
Jenis karangan penting yang mengandung bahan pokok dari pengolahan dan analisis antropologi adalah karangan etnografi . Dalam sejarah panjang etnografi secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun.

Burhan Bungin ( 2008:220) mengatakan etnografi merupakan embrio dari antropologi. Artinya etnografi lahir dari antropologi di mana jika kita berbicara etnografi maka kita tidak lepas dari antropologi. Etnografi merupakan metode penelitian lapangan asli dari antropologi , sehingga paling lazim digunakan di dalam berbagai penelitian antropologi.

Berdasarkan beberapa referensi secara singkat dapat dirumuskan, bahwa metode etnografi adalah strategi pendeskripsian pola-pola berkomunitas suatu suku bangsa di wilayah tertentu. Terutama dalam konteks suku bangsa di Indonesia yang memiliki perbedaan ‘eksotis’ antara satu dengan yang lainnya.

Metode ini lahir hampir bersamaan dengan lahirnya ilmu antropologi yang sekaligus menjadi embrio dikenalnya ilmu ini. Ilmu yang lebih banyak mengandalkan pengamatan dan analisis terhadap perkembangan kebudayaan manusia berkomunitas, dari waktu ke waktu yang sarat dengan berbagai perubahan, sebagai sebuah keniscayaan.

Meskipun dalam perkembangannya kini, metode atnografi juga banyak digunakan oleh disiplin ilmu lain, seperti sejarah, sosiologi, psikologi, dan sederet ilmu pengetahuan sosial lainnya, bahkan merambah hingga ke metode penelitian kesehatan masayarakat, seperti kedokteran, penyuluh kesehatan masyarakat dan lain-lain.
Sehingga secara singkat dapat dipahami, bahwa metode etnografi dalam konteks antropologi, adalah penelitian yang menganalisis bagaimana manusia membangun komunitas dan pola kebudayaannya masing-masing, dalam bentuk dan performa yang berbeda-beda, tentunya . Para ahli antropologi masa kini jarang dapat meneliti suatu suku bangsa yang kecil . karena mereka memerlukan suatu mrtode untuk menentukan secara konkret batas – batas dari bagian suku bangsa yang konkret menjadi pokok deskripsi etnografi mereka .

Itulah sebabnya sehingga peneliti dalam konteks etnografi, lebih banyak mengandalkan observasi di awal penelitiannya dan partisipasi (kedekatan) dengan subjek penelitiannya selama research (penelitian) berlangsung. Sebab untuk menganalisis berbagai aktivitas, pemahaman, penafsiran dan pemaknaan masyarakat terhadap sesuatu, atau terhadap subjek penelitian, peneliti harus lebih intens berkomunikasi dengan masayarakat, terutama tokoh-tokohnya, atau para penentu kebijakan di masyarakat tersebut.

Kedalaman komunikasi itu akan sampai ke tingkat dialektika, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah (dalam penelitian yang lebih serius dan dalam jangka waktu yang lama). Dengan metode seperti ini, keterlibatan peneliti atau penulis dengan subyek yang diteliti, dalam pola kedekatan, termasuk lewat wawancara mendalam (indept interview), akan lebih mempermudah peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Sebab metode indept interview, bertujuan untuk menemukan dan mengetahui kebudayaan informan yang diteliti (Spradley, 1997:114)

Seorang sarjana antropologi wajib menghasilkan sebuah etnografi jika belum maka seseorang tersebut belum dikatakan seorang sarjana antropologi. Namun jika sudah maka seseorang tersebut berhak untuk dikatakan seorang sarjana antropologi namun belum bisa dikatakan sebagai ahli antropologi sesungguhnya ( ahli etnologi ). Seseorang dikatakan ahli etnologi apabila seseorang tersebut melakukan pekerjaan yang lebih tinggi yaitu comparative study dalam basic diakronis maupun sinkronis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar